Friday, 29 Mar 2024, 12.38.24

ROMANSA

Main | Blog | Registration | Login
Site menu
Section categories
Broken Heart Survival Guide [170]
ANDA SAMPAI DI HALAMAN INI, KARENA ANDA SEDANG MERASAKAN KEBINGUNGAN AKIBAT PATAH HATI DAN PUTUS CINTA KARENA BERPISAH DENGAN KEKASIH ANDA.
Share
Love Calculator
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0
Login form
Real Music

MusicPlaylist
Main » 2010 » November » 5 » Belajar romansa dari Anak kecil dan polisi tidur
12.15.03
Belajar romansa dari Anak kecil dan polisi tidur

Bangun pagi dan pergi ke cafe adalah kegiatan rutinitas yang cukup membosankan. Namun dari pada membuang-buang waktu, biasanya saya menggunakannya untuk memikirkan banyak hal yang biasanya membuat saya sampai ke cafe saya tanpa terasa lama di minggu pagi ini. Ada hal yang unik di pagi ini yang membuat saya tidak bisa berhenti berpikir. Pagi ini saya melewati jalan yang sudah biasa saya lewati untuk menuju caffe dengan Diablo X200 kesayangan. Di sana ada seorang anak kecil sedang belajar sepeda, dan ketika melewati polisi tidur yang ada di depannya… dia terjatuh. Dia langsung berusaha secepat mungkin berdiri lagi tanpa menunjukkan tanda-tanda kesakitan sekal4pun terantuk jalan aspal yang tajam dan cukup keras, lalu segera membenarkan posisi sepeda kecilnya.
"Wow!” saya tidak sadar mengeluarkan kata itu, lalu meminggirkan sepeda motor trail saya, sambil berpura-pura menunggu orang hanya agar bisa terus memperhatikan anak ini. Ia mendorong sepedanya melewati polisi tidur itu lalu berbalik arah untuk kembali menantang polisi tidur yang tadi untuk mencoba mengalahkannya. Sang anak mengayuh sepedanya dengan mantap. Kali ini dia berhasil melewatinya, namun sedikit kurang stabil dan hampir terjatuh sekalipun masih bisa ditahan oleh kakinya sendiri. Saya tahu penyebabnya dan kesalahan teknik karena biasa melakukan itu dengan motocross, tapi saya sengaja diam. Tak lama kemudian seorang kakak perempuan menghampirinya. Sang anak meminta kakaknya untuk mengajarkan cara terbaik untuk mengayuh melewati polisi tidur. Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan ke cafe sembari berpikir. Kata-kata pertama yang melintas di pikiran saya adalah, "Anak kecil tadi lebih hebat dari kebanyakan orang besar.” Saya sengaja menggunakan kata ‘orang besar’, seperti yang akan saya jelaskan di belakang nanti. Kebanyakan orang besar berusaha menjauhi rintangan yang ada dengan melalui jalan lain. Sama seperti yang saya lakukan beberapa hari yang lalu. Saya melewati sebuah jalan yang memiliki beberapa tanjakan ataupun polisi tidur. Rasanya kurang menyenangkan, karena sedang tidak mood ditambah dengan perut terasa seperti diacak acak dan tangan yang pegal karena harus mengontrol gas dan rem bergantian setiap detiknya. Setiap kali lewat di sana, saya berpikir "Bagaimana caranya untuk melewati jalan ini dan sampai di tujuan saya, namun saya tidak perlu mengalami perasaan tidak enak yang ada tadi setelah tanjakan pertama?” Otak klasik saya segera menjawab, ”Silahkan menunggu keajaiban!” Tapi keajaiban seperti itu tidak akan datang. Lupakan khayalan dan harapan Anda yang terlalu mengada-ada. Cara terbaik dan tercepat untuk menghadapi sebuah masalah adalah maju dan lalui rintangan itu, sama seperti sang anak kecil dengan sepedanya yang berani menantang kembali rintangan yang sebelumnya berhasil menjatuhkan dirinya. Kebanyakan orang besar atau tua tidak mau mengakui bahwa kegagalan yang ada atau terjadi berasal dari dalam diri sendiri. Mereka mencari kambing hitam untuk disalahkan. Misalnya ketika terjatuh seperti anak kecil tadi,mereka akan mengeluh, "Kenapa sih polisi tidur ini harus ada di sini?”, "Kenapa kamu harus lewat di jalan ini sehingga kamu tertabrak oleh saya?”, "Kenapa dia harus sukanya sama orang yang sifatnya berbeda sama saya, itu salah dia!”
Orang yang seperti itu akan sulit melihat ke dalam dirinya. Mereka cenderung melihat ke arah luar dan menyalahkan segala sesuatu. Lalu apa hubungannya dengan romansa? Dengan percintaan? 
Saya mengenali ada sebuah tipe orang yang selalu hidup dan bermain dalam imajinasinya. Mereka senang membayangkan apa yang akan dilakukan apabila sudah memiliki pasangan, bahkan berimajinasi hingga ke jenjang pernikahan. Mereka dapat membayangkan ingin memiliki anak berapa dan hidup berapa lama dan sebagainya. Mereka dapat membayangkan mereka hidup bersama dengan seorang wanita idaman yang bahkan mereka tidak kenal, misalnya wanita yang baru saja lewat di depan mata. 
Sadarlah, sobat, bahwa hal tersebut tidak akan terjadi! Pemikiran itu akan membuat Anda terus sendirian dan kesepian. Anda mulai menyalahkan para wanita yang hanya memilih pria yang ganteng, kaya, berbadan bagus, bermobil, gaul, dsb. Anda juga berkeluh kesah, "Ah, kenapa sih cewek gak tahu kalau gue bakalan kasih perhatian ke mereka sebaik-baiknya, lebih baik dari mereka yang dekat dengan cewek itu sekarang” atau "Kenapa mereka ngga bisa terima gue apa adanya?” Anda tidak sadar bahwa yang jadi masalah sebenarnya adalah diri Anda sendiri. Hal ini yang membuat saya merasa anak kecil pada cerita diatas jauh lebih pintar. 
Mari saya jelaskan dengan menggunakan analogi. Ada dua orang bernama A dan B yang sudah sangat tua dan memiliki cucu nakal. Suatu hari cucu si A dan B mengoleskan bau yang tidak sedap di atas bibir kakek mereka masing-masing. Kakek A bangun di kamar tidur dan mencium bau itu. Sehingga dia pergi dari kamar sambil berteriak kamarnya bau. Berlanjut ke ruang tamu, ruang makan dan seterusnya. Sampai ke jalan raya pun dia masih mencium bau itu sehingga dia berkata "Seluruh dunia bau!” Berbeda dengan kakek B. Setelah berkeliling rumah mencium bau yang sama, dia pergi ke luar rumah. Ketika sampai di jalan raya masih mencium bau tersebut, ia sadar bahwa bau itu berasal dari dirinya sendiri. Sama seperti di dunia romansa. Setelah memiliki kehidupan cinta yang gagal, beberapa orang mulai menganggap ada yang salah dengan orang lain atau keadaan sekitar. Padahal seharusnya ia bangun dan menyadari bahwa ada ‘polisi tidur’ dan ‘bau-bauan’ bahwa ada kesalahan atau kekeliruan pada diri mereka yang perlu diatasi. Bukannya mengeluh dan menyalahkan orang lain. Jujur, saya pernah didalam kondisi seperti itu dulu, ketika berpisah dari orang yang saya sayangi. Jadi bagaimana dengan Anda, apakah Anda seperti anak bersepeda itu yang berani menghadapi tantangan dan meminta pertolongan dari orang lain yang lebih berpengalaman? Ataukah Anda lebih suka mengeluh saja, dan membenci orang-orang yang sudah berhasil dibandingkan Anda?

Mantan Polisi Tidur.

 ·  · Share
Category: Broken Heart Survival Guide | Views: 503 | Added by: avacschat | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Romansa
Calendar
«  November 2010  »
SuMoTuWeThFrSa
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
282930
Translate
Search
Entries archive
Site friends
  • Romansa





  • Romansa
    Currency
    Copyright Romansa©2009Eex Ferrilianto