Wednesday, 24 Apr 2024, 10.01.37

ROMANSA

Main | Blog | Registration | Login
Site menu
Section categories
Broken Heart Survival Guide [170]
ANDA SAMPAI DI HALAMAN INI, KARENA ANDA SEDANG MERASAKAN KEBINGUNGAN AKIBAT PATAH HATI DAN PUTUS CINTA KARENA BERPISAH DENGAN KEKASIH ANDA.
Share
Love Calculator
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0
Login form
Real Music

MusicPlaylist
Main » 2009 » September » 11 » Mengapa wanita selalu penuh drama? (menimbang data perselingkuhan)
12.04.51
Mengapa wanita selalu penuh drama? (menimbang data perselingkuhan)

Judul di atas bisa jadi pertanyaan nomor satu bagi semua pria di dunia, terutama mereka yang sudah menjalani hubungan romansa . Tanyakan pada kaum wanita, mereka akan menjawab, "Drama? Drama?! Tolong deh.. Kenapa sih elo selalu ngejudge orang? Dari kecil gue udah capek diperlakuin begitu sama orangtua, temen-temen sekolah, kuliah, trus kantoran. Laki-laki ngepet, brengsek, asal ngomong aja apa yang ada di pikirannya. Orang kayak elo tuh yang bikin kaum perempuan ditindas cuma bisa jadi babu doang, ngga boleh nunjukin emansipasinya. Ih jijik gue, sumpah keterlaluan banget. Denger baik-baik nih ya, gue paling anti ama drama!!!”Hmmm… Drama bisa dimunculkan dalam bentuk berpura-pura tenang tapi sikap menunjukkan sebaliknya, membesar-besarkan masalah, mengungkit kesalahan-kesalahan yang sudah lewat, menyambung-nyambungkan situasi ataufakta, dan yang paling rumit adalah mengalah dengan sengaja agar pihak lain merasa bersalah (atau biasa dikenal dengan istilah Blame Game , dibahas secara lengkap dalam entri lain). Jika mau super lengkap, ada banyak sekali penjelasan mengapa wanita memiliki hobi bermain hal-hal tersebut. Namun karena saya punya batas 90 detik, berikut adalah beberapa yang paling signifikan: 1.Drama membuat mereka merasa penting. Coba ingat baik-baik sejarah setiap dramatisasi konflik yang terjadi dalam romansa Anda. Biasanya bisa ditelusuri pada perilaku Anda yang seolah-olah tidak lagi membuatnya merasa menjadi bagian penting -kalau bukan yang terpenting- dalam hidup Anda. Yang dia ungkit mungkin perilaku sepertitelat jemput, jarang kasih kabar, tidak bisa ambil hati orangtuanya, atau mendadak beritahu ada undangan resepsi (klasik, ahahaha!).. namun perilaku itu sendiri tidak sebegitu penting dibandingkan pesan yang dia tangkap di dalam hati, "Dia melakukan X, Y, Z itu pasti karena aku sudah tidak penting lagi.” 2.Drama membuatnya terlalu sibuk mengamati hidup orang lain agar tidak punya waktu mengamati kesalahan dan kelemahan diri sendiri. Dalam pelatihan , saya selalu menegaskan pembelajaran ini berulang-ulang, " A woman’s problem is her insecurity, while a man’s is his immaturity. ” Jadi untuk dapat menciptakan ilusi seolah-olah aman ( secure ) dan tidak bermasalah, ia menuding-nuding perilaku ketidakdewasaan sang pasangan dan membicarakan panjang lebar dengan teman-temannya. Kekuatan misdireksi. Siapa bilang wanita tidak bisa jadi pesulap? 3.Drama merupakan mekanisme pertahanan ketika sudah terpojok. Ini mungkin stereotip dangkal, namun semakin lama berada dalam sebuah hubungan romansa , kemampuan problem-solving seorang wanita semakin menurun dibandingkan sebelum era hubungan tersebut. Istilah pendeknya, manja. Jadi ketikaia merasa terpojok kebingungan menghadapi sesuatu, daripada duduk diam merasa bodoh karena tidak bisa memikirkan solusi, ia mengalihkan energinya dalam sebuah pelampiasan drama emosional yang meledak-ledak, dengan harapan orang lain bersedia memperbaiki keadaan untuknya. 4.Terakhir, drama merupakan kesempatan baginya untuk menguji sang pasangan. Saya tidak akan membahas panjang tentang poin inikecuali mengutip lagi satu baris favorit saya dalam workshop , " If they’re giving you hell, you should be proud cos they’re doing their job well! ” Ketika Anda bisa merespon dengan menunjukkan kualitas sebagai pria yang stabil dan kuat, barulah mereka merasa memiliki area nyaman untuk bersandar dan mempercayakan seluruh hidup pada Anda. Ribuan tahun yang lalu, dikenal seorang wanitayang memulai kebiasaan drama ini. Ketika sadar baru saja melakukan sebuah kesalahan besar, dia buru-buru memanggil sang kekasih, membujuk dan melibatkannya dalam kekacauan tersebut. Drama tersebut berhasil. Wanita itu bernama Hawa. Do yourself a favor : Jika Anda adalah pria, jangan bahas tentang tulisan hari ini kepada pasangan Anda. Hayati saja dalam hati dan telan pil pahit ini diam-diam; rasanya tidak enak, tapi setidaknya Anda kini mengerti mengapa dia melakukan apa yang selama ini dia lakukan. Sementara jika Anda adalah wanita, ceritakan pada pasangan Anda bagaimana Anda belajar sesuatu dari tulisan ini. Jangan lupa siapkan air hangat dan tisu karena dia akan tersedak-sedak dan meneteskan air mata dengan penuh haru... %)
Menurut statistik tahun 2005 , 1 dari 10 keluarga yang bercerai disebabkan oleh alasanselingkuh. Penelitian lain yang dilakukan Dr. Boyke menyebutkan bahwa terdapat 4 dari 5 pria melakukan perselingkuhan serta perbandingan selingkuh pria dan wanita berbanding 5:2. Jadi pria memang lebih brengsek dari wanita. Benarkah? Selama ini saya sering mendengar stereotip tentang pria sebagai pihak yang lebih dikendalikan oleh nafsu sehingga cenderung lebih sering berselingkuh dibanding wanita. Hal itu ditambah lagi dengan kutipan populer bahwa pria berpikir tentang seks setiap selangtiga menit. The Janus Report on Sexual Behavior mencatat jumlah 35% pria (1 dari 3) mengakui pernah selingkuh dari kekasihnya, sementara wanita yang selingkuh hanya 26% (1 dari 4). Tapi menurut saya pribadi, pria dan wanita memiliki rasio yang kurang lebih seimbang dalam hal nafsu, seksualitas, dan perselingkuhan. Pandangan saya itu sepertinyasejalan dengan Dr. Helen Fisher, seorang profesor antropolog di Rutgers University, yang menganggap stereotip perbedaan rasio selingkuh pria-wanita sebenarnya ilusi belaka, " Men want to think women don’t cheat, and women want men to think they don’t cheat, and therefore the sexes have been playing a little psychological game with each other. ” Saya sama sekali tidak sedang berusaha sok netral, karena jika diperhatikan baik-baik, pendapat saya di atas agak lebih memberatkan timbangan pada sisi kaum wanita. Jika berbicara tentang pengalaman dan petualangan seksual, pria cenderung membesar-besarkan prestasinya dan persis sebaliknya dilakukan oleh wanita. Itu artinya pria sebenarnya tidak seliar yang dia tampilkan dan wanita tidak sealim yang dia ingin orang pikirkan. Dan kalaupun pria ternyata seliar yang merekaberusaha tampilkan, setidaknya mereka jujur dan menyadari hal itu, dibandingkan dengan manipulasi yang biasa dilakukan oleh kaum wanita seperti yang dikisahkan oleh Ohio University dalam Journal of Sex Research . Sekelompok wanita diminta untuk melakukan tiga buah survei tentang keaktifan kehidupan seksual mereka. Survei pertama dilakukan secara privasi penuh, anonim alias tidak perlu memberikan identitas pada lembar kertasnya. Pada survei kedua mereka diminta untuk menyerahkan secara pribadi lembar kertas tersebut untuk dibaca oleh seorang peneliti survei. Dan pada survei ketiga, mereka dimintamengisi lembar sambil dipasangkan kepada mesin pendeteksi kebohongan. Hasil yang didapat ternyata berbeda-beda. Para wanita tersebut mengaku rata-rata memiliki 3.4 orang kekasih pada survei pertama, memiliki 2.6 orang kekasih pada survei kedua (yang mereka harus menyerahkansendiri lembarannya sehingga identitas diketahui), dan memiliki 4.4 orang kekasih pada survei ketiga. " The number of sexual partners a woman reported nearly doubled when women thought they were hooked up to a lie detector machine.Women are more likely than men to lie about their sex lives. They change their answers depending on whether or not they believe they will be caught out not telling the truth. ” Saya berhasil menemukan penelitian serupa yang dilakukan tim peneliti dari University of Colorado yang menyurvei 4884 married women.Mereka menggunakan dua jenis metode: wawancara tatap muka dan kuesioner anonim via komputer. Dalam interview, hanya 1% wanita yang mengaku selingkuh dari suaminya pada tahun yang bersangkutan, sementara pada kuesioner komputer, tercatat angka lebihdari 6%. Saya masih ingat dialog Steve Stifler di film American Pie 2 beberapa tahun lampau, " When a girl tells you how many guys she’s slept with, multiply it by three and that’s the real number. If a guy tells you how many girls he’s hooked up with, it’s not even close to that. You take that number and divide it by three and then you get the real total. ” Melihat hasil penelitian Ohio University itu, seperti ucapan Stifler itu bukan sekedar guyonan belaka. Seandainya Anda masih belum cukup terguncang hari ini, saya ingatkan sesuatu lagi:itu semua adalah hasil penelitian di Amerika Serikat yang notabene liberal, memiliki ikatan norma dan tekanan sosial yang lebih lapang seputar seksualitas! Apalagi di Indonesia yang begitu erat dan ketat ini? Menurut Anda, jika wanita Amrik sajamenutupi data perselingkuhan mereka sejauh 50%, kira-kira wanita Indonesia akan menutupi hingga seberapa lebih jauh lagi? :)

 ·  · Share 
Category: Broken Heart Survival Guide | Views: 851 | Added by: avacschat | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Romansa
Calendar
«  September 2009  »
SuMoTuWeThFrSa
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930
Translate
Search
Entries archive
Site friends
  • Romansa





  • Romansa
    Currency
    Copyright Romansa©2009Eex Ferrilianto